Jumat, 14 Juni 2013

Ternyata Kangguru Bertahan Hidup karena Diet Fleksibel lho,.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi7001Iynt764blwmAwkyLHInVr6S560dQ4xOzHC9CZzrg4U6wU7vUTmKvb4nN7voMYmDlLRCtOcVHzFqRRWfKJf8geBp707kKd-HZt77oKopw0fKy2YPxnpCBCgm96qFla5wwnemJZ25k/s1600/Kangguru.jpgJakarta - Kangguru telah melewati lebih dari satu milenium perubahan iklim drastis di Australia. Kemampuan mereka untuk berlangsung hidup, menurut suatu analisis fosil gigi, adalah karena hewan berkandung ini punya diet yang fleksibel.

Penelitian tersebut menemukan bahwa, selama kekeringan zaman Pliosen, kangguru purba hidup sama seperti versi moderennya, yaitu dengan mengkonsumsi dedaunan dan rerumputan.

"Kangguru cukup fleksibel secara ekologi untuk menghadapi kondisi kering zaman Pliosen," kata pakar palaeo-ekologi Dr Julian Louys dari Universitas Queensland.

"Binatang ini mampu bertahan hidup hanya dengan mengkonsumsi dedaunan, tapi juga mampu mencerna rerumputan."

Bukti fosil menunjukkan bahwa kangguru telah hidup di Australia sekitar 25 juta tahun.

Pada waktu itu, benua tersebut ditutupi oleh hutan hujan dan kangguru bertahan hidup dengan mengkonsumsi dedaunan dari pohon.

Pada zaman Pliosen, antara 2.5 dan 5 juta tahun lalu, hutan hujan di kontinen Australia mulai mengering dan lebih terkonsentrasi di daerah pesisir dan utara, sehingga wilayah hutan sklerofil terbuka dan padang rumput meluas.

Kangguru berevolusi menjadi beberapa jenis termasuk leluhur kangguru moderen seperti Makropus, yang telah beradaptasi dengan lahan terbuka.
Diet Kangguru Purba
Louys mengatakan pengertian lebih lanjut mengenai lingkungan zaman Pliosen sangat penting untuk mengerti pola makan jenis kangguru yang ada sepanjang waktu, dan kenapa beberapa spesies punah sementara yang lain bertahan hidup.

Ia dan koleganya menyelidiki pertanyaan ini dengan menganalisa isotop oksigen dan karbon pada fosil gigi binatang berkandung atau marsupial dari deposit Pasir Chinchilla di Queensland Tenggara.

Contoh-contoh yang dipelajari termasuk gigi dari tiga jenis spesies kangguru, termasuk Makropus (spesies yang masih hidup saat ini) dan dua binatang yang sudah punah, Protemnodon dan Troposodon.

Rasio karbon-12 dan karbon-13 pada fosil gigi tersebut membuktikan jumlah pohon dan rerumputan serta semak-semak. Sedangkan rasio oksigen-16 dan oksigen-18 mengindikasikan tingkat kelembapan pada saat itu.

Para peneliti membandingkan penemuan mereka dengan analisa isotop dari gigi kangguru moderen dari berbagai penjuru di Australia, untuk mencari tahu pola makan binatang zaman Pliosen.

Louys mengatakan isotop karbon menunjukkan bahwa para binatang hidup di padang rumput dan hutan.

Sementara kangguru jenis Troposodon hanya makan dedaunan, Makropus dan Protemnodon makan campuran dedaunan dan rerumputan.

"Mereka hidup pada zaman Pliosen dan masih bertahan hingga sekarang berarti mereka mampu untuk beradaptasi dengan lingkungan mereka," katanya.

Salah satu penemuan tak terduga dari penelitian isotop oksigen adalah bahwa iklim Pliosen di Queensland Tenggara tidak sekering yang diperkirakan sebelumnya.

"Hewan hidup di cuaca tropis dan lebih enak dari Chincilla sekarang," kata Louys.

Ia juga menambahkan ada bukti lain yang menunjukkan bahwa lingkungan saat itu lebih tropis, karena hutan hujan yang lebat terus bertahan di wilayah yang cukup besar hingga zaman pertengahan Pliosen.




sumber | iniunic.blogspot.com | http://news.detik.com/read/2013/06/14/135036/2273528/1513/hasil-analisa-fosil-gigi-kangguru-bertahan-hidup-karena-diet-fleksibel?9922022