Senin, 03 Juni 2013

Sekilas Cuplikan Film Sang Kiai



Lagi-lagi film bertemakan ganda, Religi dan Nasionalisme. Double degre memang selalu menyedot perhatian banyak masyarakat untuk menonton, terlebih dengan mengangkat tokoh yang memiliki pengaruh bagi Indonesia maupun para penggemarnya. Film Sang Kiai rilis serentak di bioskop Indonesia tanggal 30 Mei 2013. 

Mari luangkan sejenak untuk pergi ke bioskop minggu ini. Mari kita mengenal tokoh yang bernama Hadratussyaikh KH Hasyim Asyari. Beliau ini merupakan salah satu tokoh yang hidup di jaman sebelum dan sesudah kemerdekaan RI dan cukup andil menggores tinta emas “sejarah” perjuangan bangsa melawan penjajahan.

Kamis sore (30/5), bioskop tampak ramai ketimbang kamis-kamis kemarin. Pemandangan ini memang seolah merestui tayangnya film dari sutradara Rako Prijanto. Meski begitu, kami juga tidak mengkesampingkan film luar yang masih bertengger dibioskop ini yang pastinya masih menjadi idola hari ini.


Senyum diawal
http://www.muvila.com/sites/default/files/articles/Sang%20Kiai_Still2_h.jpgTerhitung lebih dari 60 orang yang kami lihat dari tempat duduk kami meski lampu tak begitu menerangi ruangan bioskop. Syukur deh penuh penontonnya untuk film yang berdurasi lebih dari 2 jam ini. Perasaan ini memang sudah terbaca 30 menit sebelum kami masuk bahwa sebelumnya satu bioskop sempat diboking oleh pihak tertentu demi menonton film yang mengambil setting kota lama, Semarang.
Ditemani 4 orang rekan kami, ada Hamdun, Asmari dan Amar, akhirnya film dimulai dengan rasa penasaran tinggi akan seperti apa cerita dari film ini. Ternyata film ini adalah produksi dari Rafi Film yang memang selalu memberikan berbeda untuk tayangan mereka.
Adegan pembuka yang langsung membuat bibir kami sumringah menyaksikan film ini diputar. Kehidupan pesantren langsung diceritakan tanpa embel-embel cerita dari narasi, suara orang yang bercerita.
Tambah kocaknya, unsur komedi seolah ingin membawa penonton betah sebelum tahap yang lebih serius. Adengan mencium sapi membuat adegan lebih lucu ketimbang wajahnya yang memang sudah membuat kami percaya dia adalah tokoh pemanis.

Serius dan mulai ngantuk
Jujur, film ini membuat kami ngantuk. Sempat mengganti berbagai posisi duduk atau bertanya pada diri sendiri, ah mungkin kelelahan karena kami menonton jam 6 sore. Tapi, kegelisahan hati dan mata yang sayup-sayup rupanya di-iyakan oleh kata-kata penonton disebelah yang mengatakan hal yang sama, ngantuk.
Salah satu faktor film ini yang membuat kami bisa ngantuk adalah cerita yang memiliki dialog sangat panjang dan memang waktu tayang ini juga panjang, jadinya. Namanya juga cerita di film, mungkin jika baca bukunya nggak kebayang lebih panjang lagi.

Makna wanita bagi pasangan
Seolah tulisan tips cinta disini. Bukan-bukan! Selain mengajarkan berbagai pandangan kehidupan dari kiai Hasyim, penonton khususnya para wanita diberikan stimulan tentang arti wanita sesungguhnya di film ini.
Saya ingat betul bagaimana kata-kata disalah satu adegan, “wanita itu ibarat pakaian bagi pria”. Agak merancu namun menggambarkan beginilah wanita sebaiknya bagi pasangannya. Nilai-nilai yang terkandung seolah memberikan ide-ide baru bagi penonton setidaknya itu membuat kami meresapi kata-katanya hingga jadi tulisan ini.

Belajar Sejarah dengang penggambaran
Melihat unsur sejarah yang banyak diceritakan, film ini sangat cocok untuk ditonton para siswa yang duduk di bangku SMP-SMA. Pelajaran sejarah seolah digambarkan dengan baik di film ini. Lengkap dengan ilustrasi yang menarik seperti penggambaran bung Tomo.

Kota Lama Semarang
Lagi-lagi settingan kota lama yang sering digunakan untuk cerita sejarah dan tema-tema yang memang menarik. Dan prediksi kami jika tidak salah, beberapa film yang mengambil syuting disini pasti film tersebut sukses mecuri perhatian dengan bertahan lebih lama di bioskop, mudahan.

Kesimpulan

Film Sang Kiai benar-benar mendapatkan hati para penontonnya terlebih masyarakat yang kental dengan unsur religi, Islam. Waktu yang panjang memang tidak cukup menggambarkan kisah beliau secara utuh.
Dari sisi film, masyarakat Indonesia sepertinya selalu tertarik dengan film-film yang berhubungan dengan tokoh. Entah ini prediksi dari kami saja yang melihat satu kota, bukan kota-kota lainnya.
Harapannya jelas, film ini hanya ingin bercerita biografi dari Kiai Hasyim Anshari yang begitu dicintai masyarakat. Dan generasi muda khususnya menonton ini membuat sejarah itu lebih dekat dengan kehidupan masa kini.
Untuk kekurangan sepertinya tak banyak kecuali soundtrak yang bagi kami aneh. Di akhir film dengan endding yang sebenarnya bisa membuat mata berkaca-kaca harus teraniaya dengan lagu yang kurang dari sisi penghayatan. Bukan artinya lagu tersebut tidak bagus tapi kurang menggigit.

Menurut anda bagaimana film ini setelah ditonton ya,. Hemm,. jadi penasaran, bener gak ya,.??!!




sumber | iniunic.blogspot.com | http://kofindo.blogdetik.com/2013/05/30/review-film-sang-kiai/