Jumat, 14 Juni 2013

Dolar Rp.10000, ini Untung Ruginya Bagi Industri Migas

Jakarta - Saat ini nilai tukar rupiah terhadap dolar AS tengah anjlok, bahkan dolar pernah menembur Rp 10.000. Kondisi ini memiliki dampak untung dan rugi bagi industri migas di tanah air.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiTSIY639S29RRz-2QrMb9jtpqFhqHaedRdSaBh9ISON8pn8_G-tC-rWJQvrMqM1utUz4TJvaJlnp3G8JKQNBffm9Lbx1AtCBz0JKLMm-5klMG8cLZyW7cyoYW7kn82OYCtjiDdWSlgQBwy/s320/exp+migas+totok+blog.jpg 

"Ada dampak baik dan buruk akibat rupiah melemah bahkan tembus ke Rp 10.000 per dolar bagi industri hulu Migas dan bagi pendapatan negara juga," ucap Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Rudi Rubiandini ketika ditemui di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (11/6/2013).

Dikatakan Rudi, jika dolar menguat atau rupiah melemah akan membuat industri migas untung. "Industri untung, pendapatan negara meningkat dari hulu migas, walaupun cost recovery naik. Cost recovery naik US$ 1 miliar, tapi pendapatan negara naik juga US$ 5 miliar, tetap untungkan," ucap Rudi.

Namun sisi buruknya bagi industri migas, kata Rudi, terjadi di sisi industri hilir migas. Ini karena Indonesia masih mengimpor 800 ribu barel minyak pe hari yang menggunakan dolar. Pasti nilai impor bakal lebih besar.

"Ya kalau bagi negara tetap tekor, karena impor kita juga besar, jadi ya ini kalau secara keseluruhan tidak baik bagi negara, tapi kalau bicara di bisnis hulu Migas, rupiah melemah dolar. Menguat tidak ada rugi sama sekali," tandasnya.






sumber | iniunic.blogspot.com | http://finance.detik.com/read/2013/06/11/193859/2270668/1034/dolar-tembus-rp-10000-ini-untung-ruginya-bagi-industri-migas