Sabtu, 01 Juni 2013

Selain Rokok, Jadi Pengangguran Juga Bisa Perpendek Usia Wanita

http://images.detik.com/content/2013/06/01/763/140616_womandepressionts.jpgJakarta, Berkurangnya angka harapan hidup seseorang biasanya disebabkan oleh gangguan kesehatan yang dialaminya. Namun ternyata angka harapan hidup menurun bukan semata karena kondisi fisik tapi juga kondisi psikis. Sebuah studi baru pun menemukan wanita yang tidak berpendidikan memiliki angka harapan hidup yang rendah.

"Tingkat kematian pada wanita (terutama wanita berkulit putih di Amerika) yang berpendidikan tinggi menurun, tapi justru meningkat pada wanita berpendidikan rendah," ungkap salah satu peneliti, Jennifer Karas Montez dari Harvard Center for Population and Development Studies.

Lain halnya dengan pria Amerika karena apapun pendidikan terakhirnya angka harapan hidup mereka tetap tinggi. Yang unik, kesenjangan angka kematian justru semakin melebar pada wanita kulit putih yang tidak menyelesaikan bangku SMA. Bahkan menurut peneliti, antara tahun 2002-2006 tercatat peluang kematian bagi wanita yang tidak lulus sekolah menengah 66 persen lebih tinggi daripada wanita yang menyelesaikan bangku SMA.

Dari mana peneliti menemukan kesimpulan tersebut? Dalam studi ini, Montez dan rekan kerjanya mengumpulkan data dari 46.000 wanita kulit putih berusia antara 45-84 tahun yang ambil bagian dalam sebuah survei kesehatan nasional pada tahun 1997-2006. Kemudian partisipan dibagi menjadi dua kelompok: partisipan yang tidak menyelesaikan sekolah menengahnya dan partisipan yang lulus SMA.

Dari situ diketahui bahwa antara tahun 1997-2001 tingkat kematian wanita yang tidak lulus SMA 37 persen lebih tinggi daripada wanita yang menyelesaikan bangku SMA. Tapi antara tahun 2002-2006, angka itu justru meningkat menjadi 66 persen.

Untuk menjelaskan temuan ini, peneliti mengamati faktor ekonomi, termasuk kepemilikan pekerjaan, tingkat kemiskinan, kepemilikan rumah, kepemilikan asuransi kesehatan serta faktor-faktor kesehatan pada partisipan seperti kebiasaan merokok, obesitas, dan konsumsi alkohol.

Ternyata peneliti menemukan bahwa dua faktor yang paling menonjol di balik penurunan angka harapan hidup pada wanita adalah kepemilikan pekerjaan dan kebiasaan merokok.

"Studi kami menemukan bahwa kepemilikan pekerjaan dan perilaku merokok merupakan penjelasan paling penting di balik peningkatan risiko kematian pada wanita berkulit putih. Kami justru menemukan sedikit penjelasan dari faktor lain seperti obesitas, pernikahan dan kesehatan mental," kata Montez seperti dikutip dari Health24, Sabtu (1/6/2013).

Untuk itu, menurut Montez, kebijakan-kebijakan yang ditujukan dalam rangka meningkatkan kondisi kesehatan wanita di Amerika perlu difokuskan pada perbaikan kondisi sosial dan ekonomi wanita, mengingat wanita yang berpendidikan rendah cenderung memperoleh pekerjaan dengan gaji yang rendah dan jadwal kerja yang tidak fleksibel.

Padahal kepemilikan pekerjaan memberikan banyak keuntungan, misalnya perluasan jejaring sosial dan memberi tujuan hidup bagi seseorang. Belum lagi dapat meningkatkan harga diri serta memberikan manfaat positif bagi kesehatan fisik dan mental seseorang.

"Akan jauh lebih efektif jika kita meningkatkan kesempatan kerja bagi para wanita daripada sekedar menaikkan pajak rokok. Daripada hanya memperhatikan perilaku tak sehat itu sendiri, lebih baik kita menanggulangi akar permasalahan di balik perilaku tak sehat itu dan pemberian pekerjaan merupakan sarana penting untuk mencapai target tersebut," pungkas Montez.




sumber | iniunic.blogspot.com | http://health.detik.com/read/2013/06/01/140312/2262181/763/studi-selain-rokok-jadi-pengangguran-juga-bisa-perpendek-usia-wanita?l992203755