"Yang bikin ragu-ragu itu karena orang takut kena jarum. Tapi kalau menghayal, memikirkan hal lain, nggak ada itu sakit. Lebih sakit ini," kata dr Farid Hussain, SpBd dari Palang Merah Indonesia seraya menepuk tangan detikHealth untuk dibandingkan rasanya.
Hal itu disampaikan dr Farid seusai talkshow dalam acara donor darah 'A Drop for Hopes' di Plasa Semanggi, Jakarta Selatan, Jumat (14/6/2013). Acara donor darah yang didukung oleh Tupperware tersebut berlangsung 2 hari, antara 14-15 Juni 2013.
Menurut dr Farid, takut jarum merupakan salah satu alasan yang paling sering disampaikan saat seseorang ragu untuk mendonorkan darahnya. Bahkan pengalaman pertama mendonorkan darah kadang belum bisa menghilangkan bayang-bayang ketakutan tersebut.
"Pertama pasti ragu-ragu. Tapi yang kedua, atau ketiga pasti tidak. Malah ingin lagi, karena kalau sudah biasa donor itu rasanya ada yang kurang kalau tidak mendonorkan darahnya secara rutin," tutur dr Farid.
Jangankan orang awam, presenter berbadan kekar Choky Sitohang pun mengalami masalah dengan jarum saat pertama kali menjadi donor darah di acara tersebut. Meski tidak takut jarum, diakuinya ada rasa kaget saat lengannya ditusuk untuk mengalirkan darah ke kantong.
"Agak kaget juga memang waktu ditusuk, tetapi setelah itu biasa saja karena saya sudah biasa berurusan dengan jarum. Bukan, saya bukan drug user tapi tahun 2005 pernah sakit dan setiap hari disuntik pakai jarum," kata Choky.
Sementara itu, hipnoterapis Juli Triharto dalam kesempatan yang sama mengatakan bahwa rasa sakit bisa datang dari pikiran. Menurutnya, Choky bisa mengatasi rasa takutnya antara lain karena dia bisa menggunakan pikiran untuk mengatasinya.
"Kalau Choky tidak merasa takut, dan malah bahagia, itu artinya pikiran dan tubuhnya sudah terkomunikasikan dengan baik," kata Juli.
sumber | klik77.blogspot.com | http://health.detik.com/read/2013/06/14/184612/2274035/763/ini-pesan-pmi-bagi-yang-takut-jarum-tapi-ingin-donor-darah?l993302755