Temuan ini hampir senada dengan hasil penelitian sebelumnya yang menyatakan bahwa siswa-siswa yang ganteng atau cantik cenderung lebih populer di sekolah. Dan dari penelitian baru ini terbukti bahwa kondisi serupa juga terjadi di tempat kerja.
"Sejujurnya ini adalah temuan yang mengerikan. Meski selama ini kita selalu mengira diri kita sebagai orang-orang yang profesional dan dewasa di dunia kerja, nyatanya ini tak ada bedanya dengan di sekolah," kata ketua tim peneliti, associate professor manajemen dari Michigan State University, Brent Scott.
Kemudian peneliti melibatkan sekelompok orang yang tidak mengenal partisipan sama sekali. Mereka diperlihatkan foto-foto partisipan dan diminta menilai tingkat daya tarik masing-masing dari partisipan. Dan ternyata benar, partisipan yang dinilai kurang atraktif cenderung mendapat perlakuan yang lebih kasar daripada yang dikatakan lumayan menarik atau memang menarik.
Peneliti mengungkap beberapa jenis penindasan yang diterima pekerja yang tidak memiliki daya tarik tinggi misalnya tidak mendapatkan promosi, diberi beban pekerjaan yang lebih banyak, termasuk pekerjaan kasar maupun pekerjaan yang tidak diinginkan pekerja lain, dan mungkin tidak memperoleh kesempatan untuk menunjukkan kemampuannya. Ironisnya, perlakuan negatif akibat kurangnya daya tarik ini tetap diperoleh partisipan terlepas dari usia, jenis kelamin atau seberapa lama partisipan bekerja di fasilitas kesehatan tersebut.
Apalagi ketika peneliti mengumpulkan informasi tentang seberapa ramah partisipan melalui kuesioner yang disebarkan kepada pasangan, rekan kerja atau sahabat partisipan. Dari situ diketahui bahwa pekerja yang kurang ramah dan berwajah jelek diperlakukan lebih kasar daripada rekan-rekan kerjanya yang ganteng atau cantik dan ramah.
"Temuan kami mengungkap bahwa kepribadian dan penampilan seseorang itu penting," simpul Scott seperti dilansir Daily Mail, Senin (24/6/2013).
Namun Scott menambahkan dengan mengetahui siapa saja yang berpotensi menjadi target perilaku kasar atau negatif di tempat kerja, para manajer dapat mengawasi pekerja-pekerja yang rentan mengalaminya dalam rangka mencegah mereka menjadi korban. Atau para manajer dapat menyediakan konseling dan dukungan sosial jika upaya pencegahan yang mereka lakukan dirasa gagal.
Penelitian ini telah dipublikasikan dalam jurnal Human Performance.
sumber | klik77.blogspot.com | http://health.detik.com/read/2013/06/24/110026/2282038/763/daya-tarik-wajah-tentukan-sukses-tidaknya-karir-seseorang?991104topnews