Rabu, 19 Juni 2013

Anda Tahu Buah Jamblang? Sekarang Tinggal Kenangan !!

Dalam bahasa Jawa, buah Jamblang disebut Juwet atau Duwet. Namun di lingkungan tempat tinggal saia (Surabaya) menyebutnya Juwet. Rasanya yang sepat-masam dan masam-manis, banyak mengandung vitamin yang bisa menambah energi. Warnanya yang ungu kehitaman, semakin menggoda untuk menikmatinya tiap saat.

Pohonnya yang tinggi dan berkulit tebal, banyak tumbuh liar di kawasan hutan jati. Dulunya juga banyak ditemui di sekitar pekarangan rumah warga. Karena daunnya yang rindang, bisa dimanfaatkan untuk berteduh dibawahnya.

Masih teringat dengan jelas pada jaman masih di sekolah dasar, setiap pulang harus mencopot baju seragam demi memetik buah jamblang yang tumbuh di atas pohon. Ada perasaan bangga jika mendapatkannya dalam ukuran 1 kresek besar. Dinikmati bersama dengan taburan garam halus diatasnya.

http://gajahpesing.blogdetik.com/files/2013/06/ad05984348544ea4478caeec498d1298_buah-jamblang.jpg
buah-jamblang

Bahkan sebelum memakannya pun harus mengucapkan mantra-mantra agar mendapatkan rasa buah jamblang yang manis. Mantranya yaitu : “mbuk-mbuk kereco, legio koyok gulo“. Yang diartikan dalam bahasa Indonesia adalah “empuk-empuk hewan siput, manislah seperti gula“. Hahaha… Walau gak diakui kebenaran mantra ini, namun selalu diucapkan sebelum memakan buah jamblang.

Apakah sekarang buah jamblang tinggal kenangan? Secara pribadi, sangat jarang menemui buah ini. Apakah karena kalah dengan persaingan bisnis buah impor? Atau sudah malas menanam buah ini lagi yang hanya menghabiskan banyak lahan pekarangan?

Beruntungnya saia saat sedang jalan-jalan bersama istri di pasar Asemka. Ada bapak tua dengan keranjang pikulnya, menjajakan buah jamblang ini seorang diri. Terlihat dari jauh, dagangan bapak ini hanya dipandang sebelah mata. Bahkan tak jarang, hanya dilewati begitu saja.

Perlahan saia menghampirinya, bukan karena kasihan lalu membelinya. Tetapi karena ada unsur rindu pada masa kecil saat menikmati buah jamblang. Saia pun membeli dengan sekian rupiah tanpa menawar, karena kemungkinan besar, saia adalah pembeli pertama baginya.

Dengan mata berkaca-kaca dan gembira, bapak tua ini memberikan buah jamblang sebanyak 1 kresek penuh. Sambil mengucapkan banyak terima kasih, dia menyimpan lembaran kertas dari saia ke dalam dompetnya. Ini memang rejeki bapak, saia hanya memuaskan hasrat rindu masa kecil melalui buah jamblang ini (dalam hati).

Belum sempat saia berdiri, tiba-tiba ada seorang kakek keturunan tinghoa berceletuk, “Ini buah jamblang yang sudah langka. Dapat darimana pak buah jamblang sebanyak ini?” sambil menunjuk keranjang yang dibawa penjual. “Dulu waktu kecil, baba suka bawakan aku buah ini!” tambahnya.

Saia pun segera pergi meninggalkan perbincangan mereka berdua. Entah apa yang mereka perbincangkan selanjutnya. Apakah akan terjadi bisnis yang menarik antara mereka? Atau hanya meluapkan rasa rindu masa kecil seperti saia?

Sambil melangkah menjauh, saia pun berpikir, gimana caranya menghabiskan buah jamblang sebanyak ini?





sumber | iniunic.blogspot.com | http://gajahpesing.blogdetik.com/buah-jamblang-tinggal-kenangan/?df881107blog