"Hanya kita dan Hongkong yang meraih special award," kata Edwin pada Tempo, Senin, 8 Juli 2013. Mereka bersaing dengan 325 peserta dari 58 negara. Baterai bekas diubah menjadi kristal mineral yang berguna untuk pupuk, suplemen makanan ternak, dan penjernih air. Peralatan yang dirancang selama lima bulan ini menarik perhatian dewan juri, karena seluruh proses tanpa menggunakan bahan bakar fosil.
Proses kerja alat itu adalah komponen baterai zink sulfat yang dimasukkan di dalam tabung bereaksi dengan asam hingga menghasilkan kristal mineral dan hidrogen. Setiap 120 mililiter asam menghasilkan hidrogen yang cukup untuk proses selama 10 menit. Hidrogen yang dihasilkan digunakan untuk proses lanjutan berupa pemanasan yang menghasilkan kristal dari tabung gelas.
"Sehingga bahan bakar diproduksi oleh sistem reaktor ini," kata Steavanny. Kristal mineral yang dihasilkan telah diuji coba untuk pupuk tanaman. Hasilnya, pertumbuhan tanaman lebih cepat. Alat ini juga dikembangkan untuk penjernih air. Kotoran terikat dan mengendap di bawah permukaan air. Selain itu, fungsi sebagai suplemen makanan ternak juga menunjukkan hasil, kotoran ternak memiliki kandungan gas metana yang rendah, sehingga tak merusak lapisan ozon.
Keikutsertaan kedua siswa ini diawali dari Indonesian Science Project Olympiad (ISPO) 2012. Dengan temuan peralatan ini, mereka bisa meraih juara dua dan berhak mengikuti lomba internasional High School Environment Project Olympiad. Steavanny berharap, peralatan ini bisa dikembangkan menjadi produk skala besar. "Demi kemajuan dan kesejahteraan masyarakat," katanya.
sumber | iniunic.blogspot.com | http://science.lintas.me/go/mndt.lk/siswa-sman-10-malang-ciptakan-reaktor-multifungsi