"Rawat gabung ini memungkinkan proses bonding. Ibu akan segera mempelajari tingkah bayinya. Kalau nangisnya begini lapar, kalau nangisnya begini pipis, dan sebagainya," ujar dr Jeanne-Roos Tikoalu, Sp.A, IBCLC, dalam talkshow bertema 'Breastfeeding while Working' di RS Pondok Indah Puri Indah, Jl Puri Indah Raya Blok 52, Kembangan Selatan, Jakarta Barat, dan ditulis pada Minggu (16/6/2013).
Selain itu dengan hanya dirawat di satu ruangan yang sama, maka akan menurunkan biaya. Peralatan yang digunakan pun lebih minimal.
"Juga mempercepat mantapnya dan terus terlaksananya proses menyusui, serta menurunkan infeksi dan tidak ada tambahan tenaga karena keduanya ada di ruangan yang sama," sambung dr Jeanne.
dr Jeanne juga mewanti-wanti agar ibu yang baru saja melahirkan memberikan ASI kepada bayinya sambil duduk. Sebab bisa jadi saat memberikan ASI dalam posisi tidur, ibu ketiduran. Nah, jika ibunya ketiduran, bayi yang masih sangat kecil pernapasannya tertutup payudara ibu maka bisa terjadi hal yang tidak diinginkan.
"Memang menyusui bisa sambil berbaring, tapi ibu bisa jadi jatuh tertidur, sehingga saya anjurkan melakukannya sambil duduk agar tidak terjadi kecelakaan. Apalagi bayi belum ada respons pada saat hidungnya tertutup payudara ibunya," kata dr Jeanne.
Rasa mengantuk pada ibu yang sedang memberikan ASI dipengaruhi oleh hormon prolaktin. Inilah hormon yang membantu produksi ASI. Dengan adanya hormon ini ibu akan merasa lebih rileks sehingga mudah mengantuk. Umumnya hormon prolaktin lebih banyak dibentuk pada saat malam hari.
sumber | iniunic.blogspot.com |http://health.detik.com/read/2013/06/16/130737/2274778/1300/usai-melahirkan-ibu-jangan-mau-dirawat-terpisah-dari-bayinya?991104topnews