Minggu, 07 Juli 2013

Waduh,. Wiranto-HT Bak Jeruk Makan Jeruk, Hanura Dinilai 'Gantung Diri' Politik

Jakarta - Hanura telah mendeklarasikan duet Wiranto-Hary Tanoesoedibjo. Semangat untuk memperkokoh konsolidasi layak diapresiasi, namun secara politik deklarasi tersebut justru blunder bagi Hanura.

"Tidak saja prematur, tetapi juga kandidatnya mengejutkan. Jeruk-makan Jeruk, kira-kira begitu asumsinya. Suatu langkah politik yang tidak saja tanpa kalkulasi, tetapi juga matematikannya terlalu rumit untuk dipahami. Hanya saja tindakan ini harus diacungi jempol, Partai Hanura berani," kata Fajlurrahman Jurdi, Direktur Eksekutif Republik Institute, dalam siaran pers, Minggu (7/7/2013).

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhA5NDMV2NPhyphenhyphend2Qdc7F08EJJkXBV6ioDW7iiXxp1VGp2me7elXT2JlpovSWXabYC0Vsv9WLvguBFYx377Yjp88PbSLgWGoHHnveGXZMMywqB_8Kfi-M6wL_S1wkZNQA8ViQxAQrLfdkSI/s1600/images+%25286%2529.jpg 

Keberanian Hanura tersebt bisa dimaknai dalam dua hal. Pertama sebagai cambuk untuk bekerja mengejar target kursi 20 persen dan/atau suara 25 persen secara nasional sebagaimana termaktub dalam pasal 9 UU Nomor 42 tahun 2008. Memang syarat pencapresan yang diatur UU Pilpres cukup berat.

"Atau yang kedua sedang menyiapkan tali rafia untuk menggantung diri secara politik di atas pohon cabe," katanya menganalisis.

Jika memang ingin mengusung kandidat, seharusnya Hanura langsung memunculkan pasangan capres-cawares. Namun mengusung capres terlebih dahulu, yakni Wiranto dan melihat konstalasi politik setelah Pemilu Legislatif 2014. Dengan begitu, asumsi elektoral bisa diukur dan tidak menutup komunikasi dengan kekuatan partai lain.

"Jelas deklarasi pasangan capres-cawapres Hanura adalah merupakan salah satu langkah penting bagi sejumlah partai politik untuk menentukan standing dan menyiapkan diri, bahwa berkoalisi dengan Hanura akan mulai tertutup dan mencari lubang di lain tempat supaya bisa menatap dengan jelas kemungkinan koalisi bisa terjadi," katanya.

Mungkin Hanura berpikiran besarnya modal ekonomi HT bisa mendongkrak elektabilitas. Namun spekulasi pemikiran seperti ini tak relevan saat ini.

"Hanura terlalu spekulatif, karena tidak semua rakyat bisa dibeli dan tidak semua partai mau menjual habis dengan tanpa berpikir adanya tukar kekuasaan. Setiap dukungan partai pada pasangan Capres-Cawapres pasti akan memikirkan untung dan ruginya, selain benefit berupa uang, juga yang pasti adalah transaksi kekuasaan. Transaksi ini akan semakin sulit jika suara Hanura berkisar 5-10% pada pemilu 2014," katanya.

Dengan hasil survei elektabilitas Hanura yang kurang menggembirakan, peluang Hanura mengusung pasangan capres-cawapres sendiri cukup sulit. "Tetap saja tiga partai yang saling kerja-kejaran di urutan teratas, yakni Golkar, PDIP, Demokrat. Sementara Hanura masih bertengger di posisi ke 9 dengan jumlah 2,2%, suatu angka yang tidak memenuhi PT," paparnya.





sumber | iniunic.blogspot.com | http://news.detik.com/read/2013/07/07/124706/2294809/10/wiranto-ht-bak-jeruk-makan-jeruk-hanura-dinilai-gantung-diri-politik?nd772204btr