Jumat, 31 Mei 2013

Borosnya DPRD R*I gan,.!


Jakarta - Belum selesai masalah interpelasi Kartu Jakarta Sehat (KJS), DPRD DKI sudah ribut dengan rencana studi banding ke Belanda, China dan Malaysia, terkait program kerja Jokowi. Pemprov DKI sendiri memilih berhemat anggaran dengan tidak melakukan kunjungan ke luar negeri dengan memanfaatkan teknologi. Seperti yang dicontohkan Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki T Purnama berikut ini.

http://images.detik.com/content/2013/05/31/10/undangpakar.jpg


1. Lihat Youtube
Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengkritik program ke luar negeri Dinas Pendidikan DKI Jakarta. Kunjungan ke luar negeri itu bisa diganti dengan belajar melalui media sosial Youtube.

"Ke luar negeri segala macam, cari di youtube aja belajar, itu udah ke luar negeri. Buku kita aja di perpustakaan banyak belum dikaji, Pak, belum dibaca. Ini ke luar negeri. Masih bisa kita perdebatkan itu Pak, ke luar negeri," kata Ahok.

Hal itu dikatakan Ahok dalam rapat dengan Dinas Pendidikan DKI dalam video yang diunggah di Youtube, Kamis (14/11/2012) lalu.

"Anak sekolah internasional bukan ke luar negeri sekarang Pak, ke kampung-kampung. Anak saya sekolah di SPH (Sekolah Pelita Harapan) saja tugasnya ke kampung-kampung, belajar ke kampung-kampung. Kenapa kita mesti ke sana?" tutur Ahok.

Melihat Youtube juga disampaikan Ahok hari Jumat (31/5/2013) ini ketika ditemui di kantornya.
"Di Youtube juga bisa kok," katanya pendek mengomentari rencana kunjungan ke luar negeri DPRD DKI.

Ahok mengatakan bahwa akan ada kritik yang sama nantinya seperti rencana-rencana kunker luar negeri DPR RI.

"Ya tapi harus ada laporan untuk masyarakat ya. Dulu kalau saya kunker selalu ada laporan detail, sampai obrolan-obrolan ada transkripnya. Bisa dilihat di web saya," jelas Ahok.

2. Berdayakan Dubes
Dalam suatu kesempatan, Ahok mengatakan dari pada studi ke luar negeri yang menelan biaya mahal, jajaran Pemprov DKI bisa memanfaatkan para Dubes yang berada di Jakarta.

"Enggak perlu studi banding, tapi Dubesnya yang ke sini. Capek-capekin Pak Dubes aja, terima tamu terus," tegas Ahok di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka, Selatan, Kamis (4/4/2013).

Selain menghemat anggaran, kunjungan Dubes ke Jakarta ini juga menghemat waktu. Menurut Ahok, kunjungan ke luar negeri yang singkat itu tidak cukup efektif. Dia juga meminta Biro Kepala Derah (KDH) dan Kerjasama Luar Negeri (KLN) agar mengundang seluruh Dubes Indonesia di negara-negara sahabat, terutama ketika kembali ke Jakarta, untuk ikut berbagi pengalaman.

"Jelaskan kepada kami. Jadi kami bisa belajar langsung mengelola kota Jakarta dengan pengalaman seluruh dunia. Itu yang kita harapkan," jelas Ahok.

3. Teleconference
Ahok pernah melakukan pemaparan melalui teleconference kepada para ahli di Belanda. Hal itu disampaikan Ahok, dalam konferensi jarak jauh dari Balaikota DKI Jakarta dan Ruang Nusantara KBRI Den Haag, Jumat (15/2/2013) petang.

Saat itu Ahok memaparkan Rencana Induk untuk mengatasi banjir, infrastruktur dan transportasi di Jakarta diharapkan dapat dirampungkan dalam waktu 15 sampai 20 tahun ke depan. Diperlukan dana Rp 1.000 triliun. Pemerintah DKI Jakarta sedang menyiapkan aspek legal dan kerjasama dengan swasta.

Partisipan dalam konferensi ini antara lain Wiwi Tjiook (Kotapraja Rotterdam), Gerard Pichel (Royal Haskoning, river dredging specialist), Prof Christophe Girot (Eidgenossische Technische Hochschule Zurich, Swiss), Prof. Deden Rukmana (Savannah University, AS), dan Edwin Sutawijaya (Utrecht University, Belanda), Daliana Suryawinata (SHAU, Delft), Achmad Adhitya (NIOZ, Yerseke).

Ahok memaparkan masalah Jakarta seperti pemukiman liar dan ilegal, masalah Teluk Jakarta dan program Giant Sea Wall yang digagas Gubernur terdahulu Fauzi Bowo, dengan mereklamasi pulau-pulau di depan Giant Sea Wall itu, mencakup 17 pulau sepanjang sisi utara Jakarta, dan izinnya telah diterbitkan.

http://images.detik.com/customthumb/2013/05/31/10/105444_undangpakar1.jpg?w=460

4. Undang Pakar dari Luar
Ahok juga mengundang para pakar yang sedang mengunjungi Jakarta ke kantornya untuk membahas masalah-masalah di Jakarta. Contohnya, seperti kedatangan Menlu Belanda CGM Timmermans. Ahok tak menyia-nyiakan kunjungan ini untuk mencari celah kerja sama membangun Kota Tua.

"Yang lebih komitmen lagi, kita ingin semua (data) Kota Tua kita, kan dia punya data mungkin peta arsiteknya dia punya," kata Ahok menyampaikan hasil pertemuan dengan Menlu Belanda di Balai Kota, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Rabu (20/2/2013).

Dengan Timmermans, Ahok juga membahas mengenai reklamasi dan membangun giant sea wall di lepas pantai Ancol seperti New Manhattan di Amerika Serikat.

Untuk penanganan banjir sendiri, Ahok menyebutkan pihak Belanda kurang pengalaman dalam menangani saluran air di hilir. Sehingga pembicaraan terbentuk dari wilayah hulu yang banyak vila ke wilayah hilir.

"Penanganan banjir kita bicara utara ke selatan. Prinsipnya itu tadi kan pengalaman dari utara, karena mereka tidak memiliki pengalaman dari selatan. Kita berpikir juga mungkin kita akan membeli banyak tempat-tempat yang ada vila di daerah hulu termasuk yang ada air kecil masuk ke Ciliwung, itu kita bikin dam-dam kecil untuk membantu petani di sana. Jadi vila-vila yang kita beli, kita akan bongkar, kita akan jadikan hijau," ujar mantan anggota DPR RI ini.



 sumber | iniunic.blogspot.com | http://news.detik.com/read/2013/05/31/104932/2261229/10/4-cara-ahok-hemat-anggaran-daripada-studi-banding-ke-luar-negeri?991101mainnews