Bahkan peneliti studi ini melaporkan anak yang terlahir berkat salah satu jenis terapi IVF untuk mengatasi ketidaksuburan si ayah tersebut berisiko 51 persen lebih besar mengalami gangguan intelektual alias idiot dibandingkan bayi hasil pembuahan normal. Demikian dilansir Telegraph, Kamis (4/7/2013).

Sebelumnya teknik ini telah dianggap kontroversial karena dikaitkan dengan tingginya risiko kelahiran cacat pada bayi-bayi di Inggris. Terapi kesuburan untuk para pria yang dimaksud adalah intra-cytoplasmic sperm injection (ICSI). Terapi ini ditujukan untuk para pria yang didiagnosis hampir mandul dengan cara menyuntikkan sperma langsung ke sel telur pasangan mereka.
"Sekitar 50 persen terapi IVF di UK menggunakan prosedur ICSI. Hampir separuh dari 48.000 terapi IVF yang dilakukan setiap tahunnya. Namun studi kami menemukan bahwa terapi yang dikembangkan untuk mengelola ketidaksuburan pria ternyata berkaitan dengan peningkatan risiko gangguan pertumbuhan pada keturunannya," terang Dr Avi Reichenberg dari Institute of Psychiatry, King's College London.
Beruntung jumlah pria yang menjalani prosedur ini terbilang cukup kecil sehingga jumlah kasus anak autis yang diakibatkan prosedur ini juga sangat rendah.
"Setidaknya meski gangguan intelektual dan autisme jarang ditemukan pada anak-anak hasil program bayi tabung, awareness orangtua terkait tingginya risiko yang berkaitan dengan jenis IVF tertentu berarti anak-anak yang berisiko dapat segera teridentifikasi dan dimonitor untuk mengetahui potensi gangguan pertumbuhan yang mungkin dialaminya," tambah Reichenberg.
Temuan yang dipublikasikan dalam Journal of the American Medical Association ini berasal dari analisis data 2,5 juta kelahiran di Swedia, di mana 30.959 kasus di antaranya memanfaatkan prosedur IVF.
Dari situ diketahui bahwa di antara anak-anak yang dibuahi secara alami, risiko gangguan mental (didefinisikan dengan IQ di bawah 70 dan ketidakmampuan untuk melakukan aktivitas harian seperti belajar, berkomunikasi, atau melakukan interaksi sosial) hanya sebanyak 62 kasus untuk setiap 100.000 kelahiran.
Prosedur IVF standar sebenarnya sudah menaikkan risiko ini sebesar 18 persen, tapi jika anak-anak yang dilahirkan adalah kembar dua atau kembar tiga maka risiko ini akan hilang sepenuhnya.
Namun pada anak-anak yang dibuahi dengan prosedur IVF, khususnya ICSI, risikonya meningkat menjadi 51 persen bila dibandingkan dengan anak hasil pembuahan alami atau 93 kasus anak dengan gangguan mental untuk setiap 100.000 kelahiran. Bahkan risikonya tetap tinggi meski anak yang dilahirkan adalah kembar.
Dengan kata lain 22 dari 24.000 anak yang dihasilkan dari terapi ICSI di Inggris diprediksi akan mengidap gangguan intelektual.
Risikonya bertambah jika pasien yang menggunakan terapi kesuburan ICSI 'terpaksa' harus membutuhkan operasi untuk mengambil sperma mereka. Kondisi ini meningkatkan risiko si anak untuk menderita autisme parah hingga 4,6 kali lebih tinggi daripada yang membayangi anak-anak hasil prosedur IVF standar.
Sayangnya peneliti tak dapat memastikan mengapa risiko autismenya begitu besar pada anak kembar jika menggunakan teknik ini dibandingkan populasi pada umumnya. Tapi temuan ini mendorong peneliti untuk mengklaim perlunya ditingkatkan penggunaan teknik IVF yang hanya mentransfer sel telur tunggal yang telah dibuahi ke dalam tubuh calon ibu karena ini akan membantu mengurangi peluang lahirnya anak kembar dua atau kembar tiga.
Namun Dr. Karl-Gösta Nygren, peneliti lain dari departemen kedokteran epidemiologi di Karolinska Institutet, Swedia mengatakan, "Saya kira temuan ini memastikan bahwa risikonya sangatlah kecil. Risiko bayi lahir cacat justru lebih tinggi. Lagipula risiko-risiko ini masih bisa dicegah, jadi lebih baik mentransfer sel telur tunggal ke dalam tubuh ibu untuk mencegah kelahiran lebih dari satu dan risiko autisme ataupun gangguan intelektual, misalnya."
sumber | iniunic.blogspot.com | http://health.detik.com/read/2013/07/04/073159/2292110/763/terapi-kesuburan-ini-bikin-anak-rentan-autis-dan-idiot?991104topnews