
Masyarakat India menyebut pulau-pulau mungil tersebut dengan sebutan “Phumdi”, yang ternyata menjadi tempat tinggal berbagai spesies hewan. Apabila Anda berkesempatan mengunjunginya, maka Anda harus benar-benar memperhatikan Phumdi dari atas. Sebab jika dilihat dari atas, Phumdi akan nampak seperti cincin. Bagian tengah danau Loktak memiliki permukaan yang lebih dalam daripada tepinya.
Saat musim kering tiba, maka air danau akan surut sehingga membuat akar-akar tanaman yang hidup dalam Phumdi dapat menyentuh dasar danau dan dapat menyerap nutrisi untuk tumbuh kembangnya. Sedangkan saat musim hujan tiba, air danau pun akan pasang hingga membuat akar-akar dari tanaman tersebut terputus dan Phumdi pun akan kembali mengapung.
Walaupun pulau-pulau mungil ini akan bergerak dan berubah sesuai musim dan arah angin yang datang, namun hal itu tak membuat Phumdi tak diminati oleh manusia untuk dijadikan sebagai tempat tinggal. Tidak percaya? Jika Anda berkesempatan datang ke Danau Loktak, coba saja Anda cari Phumdi terbesar di Danau Loktak yang bernama Khangpoks. Di situ, Anda akan menemukan sekitar 4.000 orang yang mendiami Khangpoks. Di dalam Khangpoks, telah berdiri banyak pondok mungil yang mengingatkan kita dengan sebuah pemukiman di Danau Titicaca, Peru.
CN Traveler pernah melansir berita bahwa Phumdi yang terletak di Danau Loktak adalah satu-satunya Taman Nasional terapung di dunia. Keberadaan Phumdi ternyata bukan hanya membawa kehidupan bagi sekitar 4.000 manusia yang menghuninya. Namun, keberadaannya juga menguntungkan bagi upaya konservasi spesies rusa langka (warga lokal menyebutnya Sangai) yang hanya hidup di sekitar danau Loktak.
sumber | klik77.blogspot.com | http://fun.lintas.me/go/unik.segiempat.com/danau-paling-langka-di-dunia