Wutung terletak di perbatasan antara Papua dan Papua Nugini. Meski dipisahkan oleh pembatas, aktivitas warga di lokasi tersebut seolah berada di dalam suatu negara. detikTravel mampir ke Papua Nugini di sela-sela Festival Danau Sentani 2013.
Untuk masuk ke Papua Nugini, traveler harus melalui perbatasan ini |
Aktivitas pasar ini dijamin menarik untuk para wisatawan. Tentu saja, karena tidak semua tempat memiliki pasar di perbatasan negara.
Mulai dari kebutuhan bahan pokok, barang elektronik, hingga peralatan rumah tangga dijual di pasar tersebut. Harga yang lebih murah bila dibandingkan dengan di Papua Nugini jadi daya tarik utama.
"Kalau beras 20 kilogram di Indonesia seharga Rp 80 ribu, kalau di PNG bisa Rp 160 ribu," kata Erick, salah seorang warga Wutung dengan bahasa Indonesia yang lancar saat ditemui, Kamis (20/6/2013).
Para ibu yang kembali setelah belanja di pasar perbatasan |
Tak banyak perbedaan antara penduduk Wutung dan Papua. Mereka bisa dua bahasa, Indonesia dan Fijin. Para pedagang yang berasal dari luar Papua pun sudah tak canggung berkomunikasi dengan pembeli dari negara tetangga.
"Kami juga ada saudara dengan orang Papua. Beberapa famili saya tinggal di sana," cerita Erick sambil menghisap rokok buatan Indonesia.
Bendera Indonesia di atas bukit |
Lalu, bagaimana dengan harga BBM di Wutung? Menurut Akbar, warga PNG bisa membelinya dengan Rp 10 ribu per liter.
"Tapi kalau di puncak gunung, harganya Rp 100 ribu. Kita nggak ada yang ribut mau naik, nggak seperti di Jakarta," ucapnya sambil tertawa.
sumber | iniunic.blogspot.com | http://travel.detik.com/read/2013/06/21/074539/2279727/1383/warga-desa-yang-setiap-hari-belanja-ke-luar-negeri?991104topnews