Rabu, 19 Juni 2013

Tradisi Munggahan dan Balimau Sambut Bulan Puasa

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiAf-KRDzTbM7QFq94HkSzmrLDLwTLiECP95hgD-IcT0QEU50DHJJuw6z0We0B02qAiRT-ulCa0_wIqvDyzkrPO4J69zRPBD54noRKYGlJr9CQ7l9SSsoZ1XXDd_B9xVC8zEPVCbtM8VKNs/s320/rmd-munggahan.jpg

Ketika bulan Ramadhan telah tiba, banyak masyarakat muslim di Indonesia melakukan tradisi penyambutan bulan yang suci dan penuh ampunan itu, seperti Munggahan dan Balimau. Munggahan dan Balimau merupakan tradisi yang telah dilakukan sejak dulu kala dan menjadi suatu kearifan lokal saat menyambut bulan Ramadhan.

Munggahan

Mungkin kita masih asing dengan istilah 'Munggahan'. Munggahan merupakan suatu tradisi untuk menyambut bulan Ramadhan yang biasanya dilakukan oleh masyarakat Jawa Barat dan Jawa Tengah, disebut mungahan karena mereka menganggap orang yang berpuasa itu munggah atau meningkat perasaannya.

Munggahan dalam bahasa Sunda, kata dasarnya dari unggah, yang maknanya adalah naik dari bawah ke tempat yang lebih tinggi. Jadi, kaitannya dengan tradisi menyambut Ramadhan, munggahan itu berarti naik dari bulan Syaban ke bulan Ramadhan serta satu upaya menaikan keimanan dalam waktu satu bulan.

Munggahan itu sendiri adalah acara makan bersama yang diselenggarakan setiap kali menjelang bulan puasa oleh suatu keluarga dengan mengundang tetangga di sekitar dengan menghadirkan ustadz untuk memimpin doa dan memberikan ceramah seputar Ramadhan. Di dalam munggahan itu, terdapat beberapa ritual, seperti ziarah kubur, silaturahmi minta maaf, saling mengirimi makanan. Ritual yang syarat dengan makna, dan boleh dibilang merupakan suatu kearifan lokal di tatar Sunda.

Secara sya'ri dalam Islam memang tidak ada tradisi Munggahan bahkan Rasulullah saw tidak melakukan hal itu. Mungkin hikmah yang bisa kita ambil adalah saling memaafkan membersihkan diri menyambut bulan Ramadhan.

Balimau

Lain halnya di Ranah Minang, terdapat salah satu tradisi untuk menyambut bulan Suci Ramadhan yaitu 'Balimau'. Dalam Bahasa Indonesia kata balimau adalah "Berlimau". Limau adalah nama sebutan jeruk. Kata Limau lebih cenderung direferensikan ke jeruk nipis atau jeruk yang biasa digunakan untuk obat atau buah untuk dikonsumsi.

Balimau atau berlimau secara bahasa, berarti mandi menggunakan beberapa rempah (serai, pandan dan limau/jeruk nipis) sewaktu memasuki bulan suci Ramadhan. Dulu kala, balimau tidak menggunakan sabun seperti sekarang ini, hanya menggunakan kulit limau untuk membersihakan badan dan kulit kepala. Proses balimau ini biasa dilakukan di sungai atau pancuran karena di zaman dulu belum banyak sumur.

Makna balimau saat ini semakin luas, sebagai prosesi membersihkan diri sebelum memasuki bulan Ramadhan. Saat ini balimau sudah tidak menggunakan limau lagi, karena shampoo dan sabun sudah menjadi pilihan untuk membersihkan badan dan rambut. Yang tidak berubah dari tradisi balimau saat ini adalah tempat pelaksanaannya masih di sungai atau di pancuran (air terjun) bahkan ke pantai.

Namun, seiring dengan perkembangan zaman, munggahan kini hanya diartikan sebagai makan-makan atau kumpul-kumpul bersama keluarga atau teman sebaya dalam menyambut bulan Ramadhan dan balimau hanya tradisi untuk mandi-mandi menjelang datangnnya bulan Ramadhan.

Meski tradisi itu mulai memudar, tapi dengan kegiatan mandi atau makan bersama tersebut diharapkan bisa saling maaf memaafkan, mempererat tali silaturahmi dan dapat menyucikan diri saat menyambut bulan Ramadhan.






sumber | iniunic.blogspot.com | http://forum.detik.com/tradisi-munggahan-dan-balimau-sambut-bulan-puasa-t279560.html