Hal ini diungkapkan oleh Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komsaris Besar Rikwanto kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Rabu (26/6/2013).
Guna mengantisipasi hal itu, jajaran Kepolisian Daerah Metro Jaya beserta Polres dan Polsek akan meningkatkan patroli di pusat-pusat keramaian, sentra perdagangan, kantor-kantor perbankan hingga perumahan penduduk.
"Khususnya untuk aksi perampokan, biasanya terjadi di wilayah yang menjadi pusat keramaian," kata Rikwanto.
Rikwanto menyebut, setidaknya ada 5 aksi kejahatan yang perlu diwaspadai masyarakat, seperti berikut ini:
Mendekati lebaran, perusahaan-perusahaan mengeluarkan uang Tunjangan Hari Raya (THR) bagi karyawannya. Perusahaan yang memberikan THR secara tunai kepada karyawan, biasanya melakukan transaksi uang secara besar-besaran di bank.
"Ini biasanya dimanfaatkan pelaku kejahatan yang sudah mengincar sebelumnya," kata Rikwanto.
Modus operandi yang biasa terjadi dalam aksi perampokan uang THR ini dilakukan dengan cara memepet mobil atau motor yang ditumpangi korban (karyawan yang menarik uang tadi). Dalam aksinya, pelaku yang biasanya mempersenjatai diri dengan pistol atau senjata tajam, tidak segan-segan melukai korbannya.
"Kalau perlu, minta pengawalan polisi dan pelayanan ini gratis," ujar dia.
2. Pencurian di Rumah Kosong
Selama mudik lebaran, rumah warga Jakarta dan sekitarnya ditinggalkan pemiliknya untuk mudik. Rumah-rumah kosong ini, juga kerap menjadi sasaran para pelaku kejahatan.
"Pelaku biasanya mengambil barang-barang berharga yang ada di rumah warga," ujar Rikwanto.
Sebagai antisipasinya, Rikwanto mengimbau agar warga yang mudik tidak meninggalkan barang berharga di dalam rumah. Upaya pencegahan lainnya bisa dilakukan dengan memberdayakan pengamanan swakarsa di lingkungan perumahan penduduk.
"Kalau perlu kasih insentif agar tidak jadi sasaran kejahatan. Atau titipkan barang berharga ke tetangga yang tidak mudik," ujar dia.
3. Pembiusan
Aksi pembiusan banyak terjadi menjelang lebaran. Sasarannya biasanya, warga yang hendak mudik ke kampung halamannya masing-masing setelah bekerja di perantauan atau di negeri orang.
Para pelaku mengincar korban di terminal, stasiun atau bandara. Modusnya biasanya dengan mendekati korban dan mengajak berbincang. Pelaku pura-pura mudik ke daerah tujuan yang sama dengan calon korbannya.
"Pelaku bertanya ke korban, asli mana, kemudian nanti dijawab korban di Sukabumi misalnya, pelaku juga akan mengatakan bahwa dia juga dari Sukabumi," paparnya.
Setelah itu, pelaku akan berpura-pura baik dengan memberikan minuman berupa kopi atau minuman ringan kepada korban. Padalah, minuman tersebut sudah dicampur dengan obat bius. Setelah korban tidak sadar, pelaku akan mengambil barang-barang berharga milik korban.
4. Penipuan
Aksi kejahatan penipuan dilakukan berbagai macam modus. Salah satunya dengan sengaja meletakkan dokumen berupa surat-surat berharga dan selembar cek bernilai miliaran rupiah serta Kartu Tanda Penduduk (KTP) serta nomor telepon.
Warga yang menemukan dokumen tersebut kemudian akan menghubungi pelaku dan pelaku akan meminta korban untuk mengembalikan dokumen tersebut. Pelaku juga mengiming-imingi korban akan diberikan sejumlah uang sebagai hadiah bila korban bersedia mengembalikannya.
Pelaku bilangnya dokumen itu sangat penting dan meminta agar segera dikembalikan. Kemudian pelaku akan dimintai nomor rekening dan dipandu ke ATM. Namun tanpa sadar, justru korban yang mentransfer uang kepada pelaku.
5. Penjambretan
Aksi penjambretan pada umumnya terjadi di lokasi-lokasi keramaian seperti pasar, terminal, stasiun atau sentra niaga. Korban yang hendak membeli keperluan untuk lebaran, biasanya mengantongi uang dalam jumlah cukup besar. Hal ini kemudian dimanfaatkan pelaku penjambretan.
"Warga kita imbau agar tidak membawa uang yang banyak juga tidak menonjolkan perhiasan dan barang berharga seperti handphone agar tidak menjadi sasaran pelaku," kata dia.
sumber | klik77.blogspot.com | http://news.detik.com/read/2013/06/27/072329/2285411/10/5-kejahatan-yang-perlu-diwaspadai-jelang-lebaran-dan-ramadan?9911012