Keputusan diambil setelah FIGC melakukan pertemuan pada hari ini, Rabu (5/6/2013) waktu setempat. Mulai sekarang, penghinaan terhadap seseorang atau sekelompok orang termasuk latar belakang kulit, ras, agama, atau etnis akan menerima larangan bermain minimal 10 pertandingan atau sanksi lain yang dianggap sesuai.
Hukuman ini dua kali lipat dari hukuman tahun 2012 yang hanya memberlakukan minimal lima kali larangan bertanding. Sementara itu, apabila suporter sebuah klub melakukan tindakan pelecehan tersebut, klub akan dihukum minimal penutupan sebagian stadion (bagian suporter yang melakukan pelecehan).
Jika kemudian tindakan pelecehan kedua terjadi, maka klub akan didenda 50 ribu euro dan harus bermain tanpa penonton.
Untuk tindakan berikutnya, hukuman lebih berat akan ditimpakan. Antara lain hukuman bertanding tanpa penonton lebih dari satu kali, diberikan kekalahan, pengurangan poin atau bahkan didiskualifikasi dari kompetisi.
Selain itu, jika sebuah pertandingan dihentikan oleh wasit karena tindakan rasialisme dan atau diskriminasi, kemenangan bisa dihadiahkan kepada tim yang mengalami pelecehan.
Italia memang beberapa kali diguncang isu rasialisme akhir-akhir ini. Kevin Prince Boateng dan Mario Balotelli merupakan sosok yang terbilang cukup sering mengalami hal tersebut. Yang terbaru adalah saat melawan AS Roma di San Siro, Milan.
Demikian diwartakan Football Italia.
sumber | iniunic.blogspot.com | http://sport.detik.com/sepakbola/read/2013/06/05/055756/2265004/71/italia-terapkan-hukuman-lebih-berat-untuk-kasus-rasialisme?b99220270